Laporan Kegiatan
Laporan Pelatihan Perawatan Luka Bagi Praktisi Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Angkatan 1 Agustus 2024
Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukan prevalensi pasien dengan luka adalah 3.50 per 1000 populasi penduduk. Mayoritas luka pada penuduk dunia adalah luka karena pembedahan/trauma (48%), Ulkus kaki (28%), luka dekubitus (21%). Pada tahun 2009, MedMarket Diligence, sebuah asosiasi luka di Amerika melakukan penelitian tentang insiden luka di dunia berdasarkan etiologi penyakit. Diperoleh data untuk luka bedah ada 110,30 juta kasus, luka trauma 1,60 juta kasus, luka lecet ada 20,40 juta kasus, luka bakar 10 jt kasus, ulkus dekubitus 8,50 juta kasus, ulkus vena 12,50 juta kasus, ulkus diabetik 13,50 juta kasus, amputasi 0,20 juta per tahun, karsinoma 0,60 juta pertahun, melanoma 0,10 juta, komplikasi kanker kulit ada sebanyak 0,10 juta kasus (Diligence, 2009). \r\nDi Indonesia, di Balai Asuhan Keperawatan Wocare Center Bogor yang merupakan layanan kesehatan yang berfokus pada layanan keperawatan luka, stoma dan inkontinensia terdapat 185 pasien luka pada tahun 2013, terdapat 195 pasien pada tahun 2014. Dan pada tahun 2015 terdapat 192 pasien diantaranya 148 pasien diabetic ulcer (luka diabet), 7 pasien luka bakar, 2 pasien venus ulcer(luka dikarenakan sumbatan pembuluh vena), 5 pasien arteri ulcer(luka dikarenakan sumbatan pembuluh arteri), 5 pasien kanker, 16 pasien trauma dan 2 pasien luka tekan (Wocare Center, 2015). \r\nDengan tingginya angka kejadian luka, maka RS Kariadi Semarang mengembangkan ilmunya supaya pasien-pasien dengan luka yang berada di seluruh Indonesia mendapatkan perawatan yang tepat dan nyaman serta mampu menolong pasien dengan luka. Dan dengan melakukan perawatan luka yang tepat maka diharapkan supaya luka dapat sembuh lebih cepat secara fisiologi penyembuhan luka. Walaupun luka dengan berbagai macam faktor penghambat yang dapat menyebabkan luka akut menjadi luka kronis diharapkan proses penyembuhan luka dapat sembuh lebih cepat dengan melakukan perawatan luka yang tepat. \r\nRS Kariadi Semarang berkembang sebagai lembaga keterampilan dan pelatihan perawatan luka, stoma dan inkontinensia yang membuka kesempatan bagi para tenaga kesehatan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dibidang tersebut. Diharapkan tenaga kesehatan yang ada diseluruh Indonesia mempunyai keahlian skill yang lebih dibidang perawatan luka pada khususnya dan stoma serta inkontinensia. Sehingga dengan tenaga kesehatan yang ahli dan profesional yang mempunyai ilmu yang kompeten maka pasien-pasien dengan luka dapat tertolong dengan memberikan perawatan luka yang tepat dan benar. Dan dapat melakukan upaya preventife supaya dapat mencegah terjadinya luka atau mencegah timbulnya luka kembali.\r\nDi bidang kesehatan, bisa dipastikan bahwa para praktisi kesehatan baik di rumah sakit, layanan primer dan komunitas akan berhubungan dengan kejadian luka baik akut maupun kronik. Angka kesenjangan perawatan luka terjadi karena beberapa temuan tentang angka kejadian mengungkapkan adanya kegagalan dalam mengatasi masalah proses penyembuhan luka. Paraktisi kesehatan dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menangani masalah proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan kompetensi perawat dalam melakukan perawatan luka adalah melalui pelatihan perawatan luka. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan terutama proses dan kegiatan pembelajaran selama pelatihan, maka disusun kerangka acuan kegiatan pelatihan pelatihan perawatan luka bagi praktisi kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan di RS Kariadi Semarang.
No other version available