Artikel Jurnal
Prevalensi, Onset, dan Durasi Gangguan Olfaktori dan Gangguan Gustatori pada Kasus COVID-19
Latar belakang : Kasus gangguan olfaktori dan gustatori meningkat pada pandemi
COVID-19, hal ini dihubungkan dengan sel epitel pernapasan dan sel epitel penyokong
olfaktori mengekspresikan banyak protein ACE2 yang merupakan reseptor virus SARS-
Cov2 untuk menginfeksi sel. Pasca infeksi virus memang sudah dikenal sebagai salah satu
penyebab anosmia/hiposmia. Penelitian lanjut masih dibutuhkan untuk menambah
bukti sebagai bahan pertimbangan mempelajari prevalensi, pola gangguan olfaktori dan
gustatori, penyembuhan, tatalaksana dan prognosisnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui prevalensi, onset dan durasi gangguan olfaktori dan gustatori pada subyek
yang terkonfirmasi positif COVID 19 dengan pemeriksaan swab PCR.
Metode : Penelitian observasional dengan metode belah lintang pada pasien
terkonfirmasi positif COVID 19 dengan pemeriksaan swab PCR di RSUP Dr. Kariadi
Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel diminta pengisian data lewat
googleform.
Hasil : Prevalensi gangguan olfaktori dan gustatori pada pada subyek yang terkonfirmasi
positif COVID 19 dengan pemeriksaan swab PCR yaitu 61% (115 orang), onset gejala
terjadi sebelum terkonfirmasi COVID 19 yaitu pada 75% (86 orang) dan 71% (82 orang)
sembuh kurang dari 2 minggu, terbanyak pada 5–8 hari yaitu 32% (37 orang).
Simpulan : Prevalensi gangguan olfaktori dan gustatori cukup tinggi sehingga temuan
gejala ini merupakan gejala penting untuk deteksi dini kasus COVID 19.
Kata kunci : COVID 19, gangguan olfactori, gangguan gustatori.
No other version available