Artikel Jurnal
Kurang Pendengaran pada Anak Sindrom Down
Latar belakang :Sindrom Down merupakan kelainan kromosomal genetik yang disebut
trisomi dimana terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21. Pertumbuhan anak
dengan sindrom Down cenderung mengalami perlambatan diberbagai sektor, salah
satunya adalah gangguan pendengaran (65–75%) . Tujuan penulisan laporan kasus ini
untuk mengetahui kurang pendengaran pada anak dengan sindrom Down serta
tatalaksana yang seharusnya diberikan.
Laporan kasus : Dilaporkan anak usia 11 bulan dengan sindrom Down disertai kecurigaan
kurang dengar. Hasil pemeriksaan brain evoked response auditory (BERA) didapatkan
gangguan pendengaran sensory neural hearing loss (SNHL) derajat sangat berat pada
telinga kanan dan derajat ringan pada telinga kiri. Pasien disarankan menggunakan alat
bantu dengar, terapi wicara dan evaluasi perkembangan bahasa dan bicara tiap 6 bulan
oleh TS tumbuh kembang anak.
Pembahasan : Kurang pendengaran menyebabkan berbagai gangguan pada aspek
mental emosional, perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial bermasyarakat.
Intervensi awal dengan fisioterapi, terapi wicara dan terapi okupasi. Rehabilitasi
pendengaran dengan alat bantu dengar (ABD), Bone Anchored hearing Aid (BAHA), dan
implant koklea. Kurang dengar pada kasus ini dilakukan habilitasi dengan ABD, terapi
wicara dan evaluasi perkembangan bahasa dan bicara.
Simpulan : Habilitasi pendengaran pada kasus ini dengan penggunaan ABD, terapi wicara
dan evaluasi perkembangan bahasa dan bicara.
Kata kunci : Sindrom Down, kurang dengar, habilitasi pendengaran
No other version available