Artikel Jurnal
Faktor Risiko Sleep Disordered Breathingpada Pasien Stroke Iskemik
Latar belakang : Sleep Disordered Breathing (SDB) memiliki hubungan dua arah dengan
stroke iskemik. SDB yang tidak diobati dapat menyebabkan stroke berulang. Penanganan
SDB adalah kunci untuk preventif pada pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis IMT, lingkar leher besar, deviasi septum, hipertrofi konka, hipertrofi tonsila
palatina, makroglosia, dan obstruksi saluran nafas atas sebagai faktor risiko SDB pasien
stroke iskemik.
Metode : Penelitian observasional dengan desain cross sectional, pada 86 pasien stroke
iskemik di Poli Neurologi dan THT-KL RSUP Kariadi Semarang bulan Desember 2021–Juli
2022. Data diperoleh melalui kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
nasolaringoskopi fleksibel. Analisis menggunakan uji Chi–Square dan uji regresi
multivariat.
Hasil : Didapatkan 86 subjek terdiri dari 42 laki-laki (48,8%) dan perempuan 44 (51,2%),
usia rerata 54 th, dan 61 subjek (70,9%) stroke iskemik pertama. Septum deviasi
(p= 0,020), hipertrofi konka inferior (p= 0,021), makroglosia (p= 0,012), hipertrofi tonsila
palatina (p= 0,013), dan obstruksi saluran nafas atas (p= 0,035) merupakan faktor risiko
SDB pada pasien stroke iskemik. Septum deviasi berisiko 6,1x, konka inferior hipertrofi
berisiko 4,1x, dan hipertrofi tonsila palatina berisiko 8,8x terhadap SDB pada pasien
stroke iskemik.
Simpulan : Septum deviasi, konka inferior hipertrofi, makroglossia, hipertrofi tonsila
palatina, makroglosia, dan obstruksi saluran nafas atas merupakan faktor risiko terhadap
SDB pasien stroke iskemik. Hipertrofi tonsila palatina merupakan faktor risiko yang paling
dominan terhadap SDB pasien stroke iskemik.
Kata kunci : SDB, faktor risiko, stroke iskemik, hipertrofi tonsila palatina, septum deviasi
No other version available