Laporan Kegiatan
Webinar Strategi Dan Inovasi Terapi Pengobatan Pada Pasien Tuberkulosis (Dipasarkan) Tahun 2025
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
terhadap pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Berdasarkan Undang - Undang
Kesehatan No. 17 tahun 2023 pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta pelayanan farmasi
klinik. Pelayanan farmasi klinik di RS Kariadi yang dilaksanakan oleh Apoteker farmasi
klinik telah dirasakan manfaatnya oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya dalam
meningkatkan capaian terapi pasien.
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung kepada pasien dalam
rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan resiko terjadinya efek samping
karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup
pasien (quality of life) terjamin. Standar pelayanan farmasi klinik terdapat 11 kegiatan
yang yang harus dilakukan oleh seorang apoteker di rumah sakit dimana telah tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah salah satu kegiatan pelayanan farmasi
klinik yang harus dilakukan secara benar dan berkesinambungan kepada pasien.
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah
meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko Reaksi Obat yang Tidak
Diinginkan (ROTD). Kegiatan PTO mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara
pemberian obat, respon terapi, Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD), pemberian
rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat dan pemantauan efektifitas dan efek
samping obat.
Dalam bidang ilmu penyakit dalam, kompleksitas penyakit yang dialami pasien
akan berdapak terhadap banyaknya jumlah obat dan jenis obat yang digunakan. Hal ini
tentunya akan menimbulkan berbagai permasalahan terapi, seperti interaksi obat, efek
samping obat, penggunaan obat dengan dosis berlebih, penyesuaian dosis yang kurang
optimal pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal maupun liver, serta rendahnya
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat akan berpotensi menurunkan efektivitas
obat, serta dapat meningkatkan resiko penggunaannya. Untuk mencegah dan mengatasi
hal tersebut, maka seorang apoteker perlu memiliki keahlian dan pengetahuan
yang lebih spesifik dibidang ilmu penyakit dalam guna menunjang pengobatan yang
rasional.
Hal tersebut yang mendasari pentingnya diselenggarakan webinar kali ini, untuk
meningkatkan kemampuan seorang apoteker dibidang ilmu penyakit dalam. Selain itu,
dengan adanya webinar ini diharapkan dapat membantu apoteker yang akan memulai
karirnya agar memiliki gambaran terkait pelayanan terbaik yang akan diberikan kepada
pasien.
No other version available