Laporan Kegiatan
Workshop Update Triage Tahun 2025
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit.
Rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan sesuai harapan masyarakat pada
masa sekarang, seiring dengan peningkatan kesadaran dan tuntutan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan rumah sakit. Tingkat keberhasilan rumah sakit sangat tergantung antara
lain pada mutu pelayanan, kemudahan, kecepatan, kemutakhiran peralatan, kenyamanan
dan keamanan pasien (patient safety). Sumber daya manusia yang kompeten juga sangat
diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, salah satunya adalah proses triage yang
dilakukan oleh petugas IGD.
Istilah Triage berasal dari Perancis dari kata kerja Trier, yang berarti terpisah,
semacam menyaring, atau memilih. Sistem triase pertama kali digunakan untuk
memprioritaskan perawatan medis selama perang Napoleon di abad ke-18. Triage ini
bertujuan untuk menentukan urutan dan prioritas pertolongan gawat darurat, pelayanan
medis dan prioritas transportasi pasien. Pada perkembangannya Triage di IGD menurut
Qureshi (2010) bahwa semua pasien yang datang ke IGD harus dinilai dan diklasifikasikan
untuk memprioritaskan masalah kesehatan mereka yang paling mendesak dan memerlukan
perawatan segera.
Triage terhadap pasien IGD harus dilakukan oleh perawat yang mempunyai
kompetensi atau kualifikasi tentang triage. ENA (1999) mensyaratkan bahwa triage dapat
dilaksanakan secara aman, efektif dan efisien oleh perawat profesional (RN). RN yang sudah
terlatih prinsip-prinsip triage dan minimal telah 6 bulan bekerja di IGD. Proses triage yang
dilakukan oleh perawat triage yang berkompeten akan meminimalkan terjadinya up triage
atau under triage. Kesalahan dalam keputusan triage baik up triage maupun under triage
yang terjadi khususnya di IGD maupun di pelayanan poliklinik akan merugikan pasien dan
menggambarkan pelayanan yang tidak berkualitas.
Pasien tidak akan mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kondisi atau tingkat
keparahan pasien. Faktor ini banyak di sebabkan karena perawat triage kurang
berpengalaman dalam proses triage (perawat pemula) atau metode triage yang digunakan
sebagai pedoman tidak sesuai dengan kebutuhan, selain itu kondisi IGD yang crowded juga
berkontribusi terhadap subyektifitas dan inkonsistensi keputusan triage (ENA, 2017). Kondisi
kondisi tersebut menuntut perawat triage harus mampu melakukan proses triage dengan
benar.
Kemampuan perawat triage dalam mengambil keputusan triage perlu dipelihara dan
ditingkatkan, sehingga perawat triage mampu melakukan keputusan triage dengan tepat,
konsisten dan aman bagi pasien. Pemberian pelatihan dan evaluasi kepada perawat triage
tidak boleh hanya dilakukan sekali waktu saja, tetapi harus dilakukan secara periodik untuk
mempraktekkan kemampuan triage (ENA, 2017). Ketelitian dan ketepatan pemilahan
penderita yang masuk ruang Triage IGD Rumah Sakit akan sangat membantu guna
pertolongan lebih lanjut di Rumah Sakit. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
tenaga perawat IGD khususnya yang pada akhirnya dicapai perbaikan kuantitas serta kualitas
perawat di Rumah Sakit maka kami bermaksud menyelenggarakan pelatihan berupa
Workshop “Update Triage” di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
No other version available