Karya Inovasi
Early Support Discharge Service (E-Cas) Pasien Stroke di Ruang Rajawali 1A
a. Latar Belakang Berdasarkan hasil Riskesdas prevalensi stroke di Indonesia meningkat 56% dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Stroke sesuai tingkatannya bisa sampai menyebabkan kematian atau kecacatan yang otomatis bisa menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke. Kondisi keterbatasan fisik dapat mengakibatkan pasien mengalami keterbatasan dalam mengerjakan aktifitas sehari hari secara mandiri (Permata, 2022). Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Menurut Abdullah (2017) menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status fungsional dan kualitas hidup pada fase akut pasca stroke dimana pasien yang memiliki status fungsional yang buruk kualitas hidupnya juga buruk. pasien bisa mengalami stres terutama pada proses pengobatan atau penyembuhan sehingga pasien dan keluarga harus bisa menyesuaikan diri yang diatur dalam discharge planning (perencanaan pemulangan). Penyusunan discharge planning dilakukan pada saat pasien diterima atau masuk di suatu pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga diharapkan lama rawat pasien semakin pendek (Sommerfeld 2016). Discharge planning yang disusun diharapkan bersifat berkesinambungan antara perawatan yang dilakukan di rumah sakit dan saat pasien sudah diperbolehkan dirawat di rumah menyesuaikan kebutuhannya (Lin et al. 2012). Tujuan memberikan discharge planning dapat meningkatkan pengetahuan pasien, efektivitas perawatan rumah sakit, mengurangi kunjungan berulang ke rumah sakit dan dapat mengurangi biaya pengobatan (Sitompul et al., 2020). Proses perencanaan pemulangan dapat meningkatkan perkembangan kesehatan dan membantu pasien mencapai kualitas hidup yang optimal setelah pasien dipulangkan, perencanaan pemulangan juga dapat memiliki efek yang signifikan dalam mengurangi komplikasi penyakit, mencegah kekambuhan dan mengurangi kematian (Prick et al., 2022). Pemberian Early Discharge Planning signifikan mempengaruhi perilaku pasien sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dalam perawatan, dan mencegah serangan stroke berulang (Permata Sari, 2022). Discharge planning memerlukan kesiapan dari keluarga atau care giver yang akan merawat pasien di rumah. Ketidaksiapan pasien maupun keluarga untuk melakukan perawatan di rumah akan berdampak pada perpanjangan LOS (Length of Stay). Perpanjangan LOS akan mempengaruhi penilaian terhadap kualitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit. Proses discharge planning juga diterapkan di RSUP Dr Kariadi sejak awal pasien masuk rumah sakit secara kesinambungan. Kesinambungan ini difasilitasi oleh RSUP Dr Kariadi Semarang dengan melibatkan MPP bersama PPJA melakukan identifikasi kebutuhan pasien saat discharge planning. Lembar discharge planning menyatu pada rekam medis disertai edukasi pemberian discharge planning sejak awal pasien dirawat. Edukasi yang diberikan masih belum jelas tergambarkan pada pasien yang dirawat khususnya stroke yang membutuhkan proses perawatan kompleks. Berdasarkan data kualitatif wawancara dengaan keluarga pasien stroke beberapa mengatakan belum siap jika pasien direncanakan home care karena tidak mampu melakukan perawatan maupun belum tersedia peralatan yang dibutuhkan saat perawatan di rumah. Wawancara dengan perawat ruang Rajawali 1a juga mengatakan diperlukan suatu sistem atau media terstandar yang memudahkan dalam memberikan edukasi untuk perawatan pasien stroke saat di rumah. Oleh karena itu, Rajawali 1a mengusulkan suatu sistem Early Support Discharge Service pasien stroke “E - Cas”. Sistem terpadu ini menggambarkan tentang pengkajian kebutuhan yang dibutuhkan pasien dan keluarga, media edukasi menggunakan booklet dan video audio visual “Kemasan Stroke (Keluarga Mampu dan Siap Urus Pasien Stroke” tentang perawatan pasien stroke saat di rumah sakit dan dilanjutkan di rumah.
b. Definisi Operasional Early Support Discharge Service (E-CAS) merupakan layanan sistem terintegrasi pada pasien stroke yang melibatkan multidisiplin ilmu diantaranya : fisioterapi, terapi wicara, ahli gizi, farmasi, serta dokter dan perawat yang bertujuan untuk mengurangi lama rawat inap di rumah sakit dengan menghubungkan perawatan rawat inap dengan pusat rehabilitasi komunitas dan dukungan perawat, atau mendorong rehabilitasi berbasis perawatan di rumah.
No other version available