Karya Inovasi
Program E-Edukasi Orientasi Ruang ICCU (E-Eori) Ruang ICCU Instalasi Rawat Intensif
Intensive Coronary Care Unit (ICCU) adalah unit perawatan intensif untuk penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner, serangan jantung, gangguan irama jantung yang berat, dan gagal jantung. Ruangan ini dikhususkan pada pasien yang membutuhkan penanganan intensif. Salah satu layanan prima yang penting dalam pemberian asuhan keperawatan di Rumah Sakit adalah dengan pemberian informasi yang terintegrasi mulai dari pasien masuk hingga pulang.
Pelayanan keperawatan dimulai pada saat pasien pertama kali masuk rumah sakit dan perawat akan menyampaikan mengenai ruangan, tenaga medis dan tata tertib ruangan yang disebut dengan orientasi pasien baru (Lestari, Junia dkk, 2020). Pelayanan di rumah sakit sanghat dipengaruhi oleh peran perawat dalam mengorientasikan pasien baru.
Orientasi pasien baru merupakan proses penerimaan pasien baru serta keluarga pada saat pertama kali datang dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan proses keperawatan pasien (Noprianti, 2018). Dengan adanya orientasi baru ini diharapkan pasien dan keluarga memahami mengenai tata tertib rumah sakit dan rencana asuhan keperawtan pasien. Beberapa manfaat adanya orientasi pasien baru yaitu membina hubungan saling percaya antara perawat dan pasien, pasien dan keluarga memahami tentang peraturan rumah sakit dan semua fasilitas yang tersedia beserta cara penggunaannya. Pemberian orientasi yang tidak benar dapat memberikan dampak ketidak patuhan pasien/keluarga dalam menjalankan aturan rumah sakit terutama aturan untuk ruang khusus seperti ICCU.
Berdasarkan pengamatan yang kami dapatkan keluarga pasien kurang memahami cara cuci tangan yang benar, cara membuang sampah, penunggu masih ada yang keluar masuk diluar jam besuk, adanya lebih dari 2 pengunjung yang masuk saat jam besuk. Informasi yang kurang ini akan berdampak pada pelayanan rumah sakit seperti situasi yang kurang kondusif karena beberapa keluarga yang ingin melihat kondisi pasien diluar jam kunjung, keluarga yang sering komplain karena tidak mengetahui rencana layanan dan asuhan keperawatan pasien, serta tingkat infeksi nosokomial (HAIs) yang tinggi akibat pasien dan keluarga tidak mengetahui cara cuci tangan yang benar. Untuk mengatasi masalah tersebut menurut Sunik K, dkk dalam jurnal Interventions to Enhance Medication Adherence in Chronic Medical Conditions (2007) bahwa untuk meningkatkan kepatuhan diperlukan intervensi beberapa kali sehingga akan meningkatkan motivasi pasien untuk patuh terhadap aturan. Intervensi yang dilakukan dapat berupa pemberian edukasi kesehatan saat melakukan orientasi.
Menurut Potter et all (2020) dalam Fhirawati et all (2020) pendidikan kesehatan merupakan serangkaian aktivitas yang diarahkan dalam penyampaian suatu pengetahuan baik secara sengaja dan sadar yang membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru, mengubah sikap dan perilaku, mengadopsi perilaku baru atau menunjukkan keterampilan baru. Oleh sebab itu seorang edukator harus mempunyai pemahaman terhadap materi yang akan diberikan dan prinsip pendidikan pasien untuk menyediakan sebuah panduan kepada individu, mengatur kecepatan pembelajaran dengan tepat, serta memperkenalkan konsep secara kreatif dalam mencapai tujuan pendidikan yang sukses dengan adanya pengetahuan yang baru, perubahan sikap dan perilaku. Edukasi dapat diberikan dengan berbagai media salah satunya menggunakan media edukasi audiovisual yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh penerima pesan. Edukasi harus diberikan secara terintegrasi yang melibatkan seluruh pemberi asuhan yang berperan dalam asuhan pasien sehingga pasien akan menerima informasi yang tepat dari ahlinya.
Pelaksanaan orientasi di ruang ICCU sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang ada. Setiap pasien baru yang dirawat di ruang ICCU dilakukan edukasi berupa orientasi ruangan ICCU, peraturan yang berlaku di rumah sakit khususnya di ruang ICCU, alat-alat yang terpasang pada pasien dan semua hal yang terdapat dalam checklist orientasi pasien baru. Edukasi ini dilakukan baik pada pasien baru dari IGD maupun pasien pindahan dari ruang rawat inap baik yang akan menjalani program operasi bedah jantung maupun perbaikan kondisi umum. Edukasi yang sudah dijalankan menggunakan media lembar balik, baik yang disediakan oleh rumah sakit (RS) maupun pengembangan dari ruang ICCU. Beberapa kendala yang dihadapi saat dilakukan edukasi menggunakan lembar balik adalah beberapa pasien maupun keluarga pasien menyampaikan lupa dengan materi yang sudah disampaikan, media yang rusak karena penggunaan lama maupun media yang terkadang terselip sewaktu penyimpanan sehingga membutuhkan waktu untuk mencari saat akan digunakan. Program inovasi tahun 2025, dari ruang ICCU mencoba mengembangkan media edukasi secara elektronik dengan harapan meningkatakan pemahaman penerima edukasi serta membantu petugas edukasi dalam menyampaikan, sepertinya adanya keseragaman bahasa dan isi edukasi.
Media edukasi audiovisual yang dikembangkan dengan memperhatikan proses-proses edukasi seperti pemilihan materi yang tepat, durasi waktu, penggunaan bahasa, penggunaan audio dan visual dalam video yang tepat akan memberikan kemudahan bagi pasien untuk memahami informasi yang disampaikan. Edukasi dengan menggunakan media edukasi audiovisual dapat meningkatkan pemahaman pasien tentang pengobatan dan efek sampingnya (Fernandes et al., 2020). Video berisi tentang informasi perawatan medis yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Hasil dari penggunaan video edukasi ini menunjukkan efektifitas video menunjukkan nilai yang signifikan, terutama pengurangan kecemasan dan peningkatan kemampuan untuk menyerap informasi baru dan instruksi dari tim perawatan (Koss et al., 2018). Media audiovisual yang dimasukkan dalam platform Youtube akan memberikan kemudahkan bagi pasien dan keluarga dalam mengakses dan memutar ulang materi edukasi. Media edukasi dengan memanfaatkan platform yang sering digunakan masyarakat umum akan menjadi media edukasi yang menarik dan memudahkan pasien dalam memahami isi informasi yang disampaikan.
Dalam acara Special Ministerial Conference for ASEAN Digital Public Health, bertajuk “Collaborate for Happier and Healthier World Post Pandemic”, pada Rabu, 6 Oktober 2021, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah Indonesia sangat mendukurng dan mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk kesehatan masyarajat di masa mendatang. Didukung juga dengan revolusi industri 4.0 untuk mulai mentrasformasikan aspek konvensional ke teknologi digital. Landasan inilah yang menguatkan ruang ICCU melakukan transformasi media edukasi dari penggunaan lembar balik ke elektronik. Penerima edukasi selain disiapkan media berupa penayangan video edukasi, juga disediakan link guna menyaksikan video edukasi diluar pelaksanaan waktu edukasi. Link tersebut rencana akan dibuat e-barcode sehingga memudahkan penerima edukasi mengakses media edukasi.
No other version available